Kreasi wanita, wanita dalam kreasi
...."Terus terang, saya selalu ragu untuk menentukan siapa pelukis wanita yang terbaik sekarang ini," kata Dr.Oei Hong djien, kolektor besar dari magelang,Jawa tengah. Karena, katanya, pelukis wanita iyu sering mengambang. Atau bahkan tokoh-tokoh yang beberapa tahun silam melejit, kini ambruk sama sekali.
Dua wanita tokoh budaya, Pia Alisjahbana dan Toety Heraty yang juga dimintai pendapat bahkan mengemukakan tidak banyak paham,bahkan bingung tentang dunia seni lukis wanita, yang notabene adalah kaumnya sendiri. Wanita, kata mereka dianggap sering tidak bersungguh-sungguh
dalam menghayati profesi seni lukis, seni rupa. Seandainya ada yang masuk dan menyusur jauh dalam jalur itu, bukan target artistik seni rupa semata yang dituju, namun juga target emansipatif yang memperjuangkan hal-hal gender.
......Dari sana, lewat berbagai pembicaraan,lantas muncullah semacam amsal aktual. Figur semacam Nanik Mirna misalnya. Pelukis dan perupa Seni Rupa Baru Indonesia ini dikenal sangat progresif pada tahun 1970-an. Bahkan ia sempat menerima hadiah Wendy Sorensen Memorial Award dari New york atas karya lukisnya yang elok dan konseptual mengembangkan abstrak geometris. Namun setelah bekerja di perusahaan tekstil, dan kemudian menjadi nyonya dari pejabat yang menduduki posisi tertinggi di Istana Tampak Siring, Bali, Nanik tak sempat lagi menunaikan tugasnya sebagai seniman....Begitupula pelukis terampil trinawangwulan yang pernah berpameran tunggal di TIM, raib setelah menikah dengan seorang pejabat diplomatik Indonesia di Jerman, atau chi Utari, yang pelan-pelan tenggelam setelah menikah dengan pianis Belanda dan tinggal di belanda.
.......Meski harus diakui soliditas nilainya yang masih diperdebatkan. Mereka yang mengirimkan adalah G. Sidharta Soegijo ( pematung, pelukis dan mantan Dosen Seni rupa), Suwarno Wisesotromo (kritikus,pengajar), Bagong Kussudiardja ( pelukis, koreografer dan pengamat seni), Marc Bollanse ( kolektor dan pengamat seni dari Belgia), Suteja Neka ( Pemilik galery), dan saya sendiri, Agus Dermawan T sebagai kritikus.
Rangkuman dari "catatan keraguan" itu melahirkan sepuluh pelukis wanita terbaik dengan urutan sebagai berikut :
- Lucia hartini
- Nunung ws
- Ida Hajar
- Hening Purnamawati
- Umi dachlan
- Kartika Affandi
- Farida Srihadi
- Astari Rasyid
- Heyi Ma'mun
- Erica
Menurut pengalaman...seniman wanita jika sudah menikah menjadi tidak seproduktif sebelumnya,karena melukis membutuhkan waktu,tenaga dan pikiran...kalau sudah melukis susah untuk berhenti dan bisa lupa waktu,lupa suami,lupa anak...berabe khan? kecuali kalau suaminya juga pelukis juga...
ReplyDeletesiapa ya ???? RANIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII.....
ReplyDelete